Fakultas Pertanian UNRI Menggelar Seminar Nasional Pertanian Berkelanjutan 2 ( SENAPELAN 2 ), dan Menghadirkan Empat Narasumber

Pembangunan Indonesia khususnya pertanian berbasis perkebunan berkembang pesat, dengan pertumbuhan yang sangat cepat hingga dalam hitungan waktu yang amat singkat. Berbagai upaya dirancang dan dilakukan untuk menjaga akselerasi pertumbuhan sektor pertanian tersebut, melalui pendekatan petani, penyuluh pertanian, pengusaha, pemerintah, perguruan tinggi dan stakeholders lainnya.

Momentum pertumbuhan sektor pertanian yang bahkan tetap positif di masa pendemi sejogyanya ditangkap oleh perguruan tinggi terutama civitas pertanian. Dalam rangka menyiapkan mahasiswa menghadapi perubahan sosial, budaya, dunia kerja dan kemajuan teknologi yang pesat, kompetensi mahasiswa harus disiapkan untuk lebih gayut dengan kebutuhan zaman. Link and match tidak saja dengan dunia industri dan dunia kerja tetapi juga dengan masa depan yang berubah dengan cepat. Perguruan tinggi dituntut untuk dapat merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif agar mahasiswa dapat meraih capaian pembelajaran mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara optimal dan selalu relevan. Untuk memberikan wadah IPTEK kepada mahasiswa Pascasarjana Prodi S2 Ilmu Pertanian dan Prodi S2 Agribisnis, maka Program Studi Pascasarjana Prodi S2 Ilmu Pertanian dan Prodi S2 Agribisnis menyelenggarakan Seminar Nasional Pertanian Berkelanjutan 2 (SENAPELAN 2)

Tema seminar Nasional pertanian kali mengangkat hal yang berkaitan dengan korporasi dan kemandirian petani. Hal ini beranjak dari pemikiran bahwa dalam pembanguan pertanian yang berkelanjutan, sangat dibutuhkan hadirnya korporasi di tingkat petani yang secara konsep mencakup keseluruhan Sub Sistem Agribisnis. Selanjutnya, tentu hal ini dapat dilakukan secara berkelanjutan yang ditunjang oleh konsep-konsep pengembangan lainnya. Berdasarkan paparan tersebut, maka tema yang diangkat pada Senapelan II ini adalah KORPORASI PETANI DAN MASA DEPAN KEMANDIRIAN PETANI DAN PERTANIAN INDONESIA

Hadir sebagai pembicara utama Dr. Ir. I Ketut Kariyasa, M.Si selaku Biro Perencanaan Kementerian Pertanian yang berbicara tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan Korporasi Petani  Di Indonesia. Dalam paparannya beliau menyatakan bahwa Lesson Learned Korporasi Petani itu mencakup: Pengelolaan usaha tani lebih terkonsolidasi dan berbasis kawasan (efisien); Petani punya jaminan Saprodi; Petani punya jaminan pasar; Petani punya harga jual yang lebih tinggi dari harga pasar; Petani mendapatkan nilai tambah dari aktivitas hilir ; dan Petani dapat melebarkan usahanya.

Pembicara utama yang membahas terkait korporasi petani spesifik tanaman industri adalah Dr. Tedy Dirhamsyah, SP., MAB selaku Kepala Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri). Dengan mengangkat topik Potensi Pengembangan Korporasi Petani Pada Tanaman Industri (Karet, Kelapa dan Kelapa Sawit). Dr Tedy menjelaskan bahwa Komoditas Kelapa, Karet dan Kelapa Sawit sangat bepotensi untuk dikembangkan terutama pada industri hilirnya. Hal ini juga berpotensi untuk dikaitkan dengan konsep pengembangan korporasi petani.

Untuk mendukung pengembangan korporasi petani terutama dari sisi teknisnya, maka hadir sebagai pembicara utama lainnya dengan topik Desain Model Bisnis dan Spasial Program Kawasan Pangan Berbasis Korporasi Petani. Topik ini disampaikan oleh Ir. Luwarso dari PT. BUMR Pangan. Beliau menyampaikan bahwa Kegiatan Korporasi Petani dapat dikelola secara profesional oleh pihak manajemen/BOD dengan menggunakan dan memanfaatkan Internet of Things (IoT) untuk efektivitas dan efisiensi seluruh proses bisnis sesuai dengan tata kelola yang baik. Korporasi Petani berperan mengkoordinasi seluruh proses produksi dari hulu (on-farm) hingga hilir (off-farm) termasuk pengembangan sumber daya dan inovasi. Salah satu kunci implementasinya tentu pelaksanaan Smart Farming

 

Hadir juga sebagai pembicara utama yaitu Dr. Ir. Wawan, MP dengan topik Paradok dan dilema Pengembangan Kelapa dan Karet di Riau. Dr. Wawan menyoroti bahwa paradok saat ini adalah potensi pengembangan komoditas perkebunan terutama komoditi Kelapa di Provinsi Riau belum termanfaatkan secara optimal.

Seminar Nasional dilaksanakan di Hotel Ayola First Point Pekanbaru Tanggal 23 Juli 2022 dan diikuti oleh 90 perserta yang hadir secara offline dan 54 peserta hadir secara online. Presentasi makalah dilaksanakan pada 3 kelas paralel dengan total 29 pemakalah. Hadir juga sebagai pembuka secara resmi kegiatan yakni Dr. Agus Sutikno, SP, MSi selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Riau.

Ketua Panitia Dr. Ahmad Rifai, SP, MP menyatakan bahwa Seminar Nasional Pertanian Berkelanjutan II merupakan pertemuan ilmiah penting bagi insan pertanian dan akan dilaksanakan secara berkelanjutan. Hal ini juga menjadi rangkaian kegiatan dalam Milad ke-31 Fakultas Pertanian Universitas Riau.

Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah terlaksana nya kegiatan, PTPN V, PT. Koeboeraya, BUMR dan Himpunan Mahasiswa S2 Ilmu Pertanian.